Kisah kesaksian
Proses penulisan kesaksian saya ini akhirnya tuntas pada tanggal 10 Maret 2014. Hm, lama juga ya, hampir setahun. Hampir putus asa rasanya menulis blog ini. Dan saya pun terpaksa merubah rencana awal membuat buku menjadi blog.
Perubahan itu karena banyak pertimbangan. Pertama, mem-publish buku ternyata jauh dari mudah. Saya harus menghubungi percetakan dan butuh modal yang tidak sedikit untuk mencetak, promosi, dan mendistribusikan buku saya ke toko-toko buku.
Kedua, bila ingin menerbitkan ke publisher, langkahnya jelas lebih rumit. Saya harus men-print out tulisan ini dan mengirimkannya ke penerbit. Setelah itu saya harus menunggu proses seleksi yang tidak sebentar dan tentu saja dengan risiko tidak lolos seleksi.
Saya sempat berkonsultasi dengan Sis Maqdalene Kawotjo (Pengkotbah, hamba Tuhan yang luar biasa. Buku-buku, DVD, CD sudah banyak dibuatnya) mengenai pembuatan tulisan ini. Menurut Sis Maq, saya harus kembali ke tujuan semula penulisan ini.


Rosi dan Maqdalene Kawotjo
Setelah berpikir, merenung dan membawanya dalam doa, maka saya memutuskan bahwa blog adalah sarana yang paling tepat. Dengan blog, semua orang tanpa memandang agama, ras atau embel-embel apa pun dapat membacanya. Saya hanya ingin menceritakan perjalanan iman saya. Saya ingin orang-orang merasa terberkati dengan tulisan saya dan pokok utamanya adalah memberI kesaksian bahwa TUHAN itu sangat baik.
Ada saat-saat saya juga merasa tidak percaya diri. Gimana kalau blog ini jelek? Bagaimana kalau ada yang menghina? Bagaimana kalau sudah publish ternyata tidak ada yang baca? Waktu saya menceritakan ketakutan ini pada Sis Selvy (mentor saya), dia menasehati saya, "Sis Rosi jangan takut. Pembuatan blog ini kan nazar Sis pada Tuhan. Sudah sampai sejauh ini, bahkan Samsung yang sempat hilang bisa kembali, itu semua Tuhan yang turun tangan. Kalau dipikir secara logika, kita akan susah mempercayainya. Satu hal yang harus Sis Rosi pegang, Tuhan tidak akan mempermalukan anak-anakNya. Imani saja Sis dan terus maju."
Setelah berpikir, merenung dan membawanya dalam doa, maka saya memutuskan bahwa blog adalah sarana yang paling tepat. Dengan blog, semua orang tanpa memandang agama, ras atau embel-embel apa pun dapat membacanya. Saya hanya ingin menceritakan perjalanan iman saya. Saya ingin orang-orang merasa terberkati dengan tulisan saya dan pokok utamanya adalah memberI kesaksian bahwa TUHAN itu sangat baik.
Ada saat-saat saya juga merasa tidak percaya diri. Gimana kalau blog ini jelek? Bagaimana kalau ada yang menghina? Bagaimana kalau sudah publish ternyata tidak ada yang baca? Waktu saya menceritakan ketakutan ini pada Sis Selvy (mentor saya), dia menasehati saya, "Sis Rosi jangan takut. Pembuatan blog ini kan nazar Sis pada Tuhan. Sudah sampai sejauh ini, bahkan Samsung yang sempat hilang bisa kembali, itu semua Tuhan yang turun tangan. Kalau dipikir secara logika, kita akan susah mempercayainya. Satu hal yang harus Sis Rosi pegang, Tuhan tidak akan mempermalukan anak-anakNya. Imani saja Sis dan terus maju."
Bagaimana caranya bikin blog? Saya juga nggak tau. Saya tanya sama teman-teman, mereka bilang gampang, tinggal buka website blogspot atau wordpress saja, tulis apa yg mau ditulis dan publish. Entah mengapa, saya belum juga mencoba buka website-website tersebut. Toh masih ada waktu sampai 28 Maret...tenang saja pikirku, semua pasti beres. Dan... keanehan pun terjadi.
Christina Odilia Tirta
Christina Odilia Tirta
Setiap saya buka phonebook di BB dan tekan lambang kaca pembesar (search) akan keluar dua buah nama. Christina dan Aming HP. Kalau nomer Aming memang contact saya dari dahulu, termasuk speed dial malahan. Kalau Christina ini saya bingung. Christina yang mana? Banyak teman saya yang namanya Christina. Kalau saya tekan nama Christina, tidak ada nomer ponselnya, hanya link ke Facebook.
Tampilan layar BB saya ketika menekan search phonebook
Oh, Christina yang itu? Christina Odilia Tirta. Saya ingat kami pernah satu SMP tapi tidak pernah sekelas. Saat menginjak bangku SMA, saya melanjutkan ke ST. Aloysius sedangkan Christina tetap di SMA Trinitas. Kami berjumpa lagi sewaktu mau masuk UNPAR. Saya jurusan Akuntansi (kampus Merdeka) dan Christina jurusan Administrasi Niaga (kampus Cimbuleuit).
Selama SMP hingga kuliah, saya tidak pernah dekat atau pun hang out bareng. Satu hal yang saya ingat dari Christina adalah dia sangat baik dan manis. Tahu dari mana baik kalau nggak pernah dekat maupun hang out bareng? Hayo, kalian pasti nanya begitu.
Ceritanya begini, waktu awal masuk kuliah, kami mahasiswi jurusan Ekonomi, entah kenapa, diwajibkan mengenakan rok selama 2 minggu (Atau sebulan ya? Lupa euy). Pada jaman itu (tahun 1994), kami umumnya malas pakai rok. Kemana-mana pakai celana jins. Beli rok sih males banget, apalagi kemana-mana suka naek angkot. Ah, ribet banget. Belum lagi kalau ada angin, bisa berkibarlah rok kami.
Nah, Christina ini, entah mengapa, mempunya stok beberapa rok. Saya mengantar dua teman baik ke rumah Christina untuk meminjam rok. Di sana saya juga dikasih pinjam tiga buah rok. Dua panjang dan satu super mini. Di saat itu saya pun tahu, Christina ini anak baik karena mau meminjamkan rok pada saya yang tidak bersahabat dekat dan anak manis karena mau pakai rok.
Singkat kata, saya ingat terus dengan Christina ini dan saya tanya pin BB-nya lewat Facebook. Setelah mengobrol via BBM, entah mengapa, saya menceritakan mengenai kisah pembuatan kesaksian ini. Christina meminta saya mengirimkan email kisah ini. Kisah 12 Hari Perjalanan Iman ini hanya saya email-kan pada ibu Ata, Sonya, Deasy dan Ci Siska untuk cross-check. Saya takut ada kesalahan cerita, kata atau apa pun yang tidak berkenan bagi mereka. Saya juga mengirim email pada Sis Selvy karena pembuatan kisah ini merupakan salah satu setting goal saya selama setahun ini.
Email pun saya kirim pada Christina. Saya juga heran kenapa saya mau mengirimkan email padanya. Padahal Lany sudah beberapa kali meminta kisah ini namun saya enggan mengirimkannya. Ternyata semua ini juga campur tangan Tuhan. Christina ternyata seorang penulis. Beberapa novelnya pernah diterbitkan dan dijual di toko-toko buku termasuk di Gramedia. Christina berbaik hati mau membantu mengedit kisah ini dan membuat blog. Puji Tuhan, saya sudah takut bahasa saya kurang enak dibaca. Thanks banyak banget-banget ya, Christina.
Lalu bagaimana dengan orang-orang yang namanya tercantum di kisah ini?
Bertrand Henry Wangsanegara
Bertrand bahagia sekali mendengar penyakitnya ternyata hanyalah bekas virus TBC. Bagi orang lain, penyakit TBC adalah penyakit yang menakutkan. Bagi Bertrand, penyakit TBC adalah anugerah. Untung bukan kanker, lagian ini hanya bekas virus TBC.
Sepulang dari Singapore, Bertrand memaksa saya dan anak-anak untuk ke dokter dan ronsen paru-paru. Dia takut sekali kalau kami ada yang terkena TBC. Puji Tuhan, saya dan anak-anak semua bersih.
Bertrand kembali ronsen paru di Singapore pada bulan Mei, September dan Desember 2013. Pada pemeriksaan terakhir Desember 2013, hasil ronsen Bertrand dinyatakan bersih. Sudah tidak ada benjolan pada kedua paru-paru. Bertrand akan menjalani check up ulang pada Desember 2014.
Patricia, Darren dan Fermi
Mami sangat menyayangi kalian bahkan sebelum kalian semua dilahirkan. Semoga kalian menjadi anak yang pintar, selalu sehat dan ceria, teguh beriman dan jauh dari segala yang jahat. Papi dan mami tidak bisa menjaga kalian selama-lamanya.
Kalau kalian sudah dewasa nanti, kalian baca ya blog Mami ini. Yang harus kalian ingat, apa pun yang terjadi dalam kehidupan kalian, tetaplah percaya bahwa semua rencana Tuhan adalah baik. Jadi kalian akan baik-baik saja. Bila sampai menemui saat saat sulit, buka blog Mami bab 8 dan 9. Wajib buka Alkitab dalam segala situasi. Kalau nggak tahu ayat mana yang sesuai, you can ask Google to find out.
Ibu Natalia Pabisa, Sonya dan Deasy
Sampai saat ini saya masih terus keep in touch dengan mereka. Mereka adalah orang-orang yang luar biasa, terutama dalam imannya pada Tuhan.
Bu Ata seringnya berdomisili di Belanda, kadang berada di negara-negara lain untuk permuridan dan pelayanan. Beberapa bulan sekali terkadang pulang ke Indonesia. Saya sangat senang bila bisa bertemu dengan beliau. Banyak sekali pelajaran yang bisa saya dapatkan dari beliau. Saya juga dituntun untuk selalu berpegang pada firman dalam segala macam situasi.
Kesaksian Bu Ata dapat dilihat di YouTube dengan kata kunci Suka Cita (In Indonesia) by Natalia Pabisa. Total ada 7 part, kesaksian yang seru sekali.
Sonya dan Deasy tinggal di Palu. Sesekali kami mengobrol melalui BBM. Kalau Sonya ke Sentul, saya pasti meluangkan waktu untuk bertemu dengannya.
Deasy sempat bertemu dengan saya di Singapore pada bulan Mei 2013. Dia juga diwajibkan ronsen paru-paru dan hasilnya semua bagus. Deasy akan ke Sentul dan bertemu kembali dengan saya pada akhir April 2014 ini.
Ko Herdi dan Ci Siska
Hasil PET Scan Ko Herdi ternyata jelek. Penyakit kanker yang sudah sempat hilang ternyata muncul kembali. Pada pertengahan tahun 2013, Ko Herdi menjalani operasi untuk membuang salah satu paru-parunya.
15 Oktober 2013 : Sudah dua hari Ko Herdi masuk rumah sakit karena kondisi badannya yang drop dan sesak napas. Ketika Ci Siska hendak pulang dari rumah sakit, Ci Siska sempat berpesan agar Ko Herdi berdoa apabila terasa sakit atau pun sesak napas. Semalaman itu Ci Siska gelisah dan tidak bisa tidur sehingga meminta bantuan seorang temannya untuk membantu mendoakannya. Ci Siska pun berdoa pribadi agar semua yang terjadi sesuai dengan kehendak Tuhan, bukan karena kehendaknya.
Pada tanggal 16 Oktober 2013, Ko Herdi meninggal di rumah sakit dengan posisi tangan terlipat sedang berdoa. Bertrand dan saya berduka. Kami juga menyesal karena telat mengetahui Ko Herdi sudah meninggal sehingga tidak dapat memberi penghormatan terakhir. Bertrand mengetahuinya dari status BB Ko Herdi.

Ko Herdi
Nenek dan Aisah
Nenek dan Aisah
Bagaimana dengan neneknya Aisah? Ah, kami tidak pernah berhubungan lagi. Saya menyesal tidak meminta nomer teleponnya. Sampai kapan juga, saya akan ingat kisah Aisah. Semoga kamu sekarang sehat dan ceria ya, Nak.
Om Bandung, Cici dan Koh
Saya juga tidak punya nomer contact mereka. Semoga Om Bandung sehat dari kanker ususnya, Cici sembuh dari tumor di payudaranya dan Koh semakin sabar mendampingi istrinya yang sakit kanker selama 7 tahun ini.
Papa dan Mama
The best parents in law. Papa, walaupun sudah hampir 79 tahun, masih sehat. Masih hobi bekerja, beli buku-buku berbau tekhnik dan masih sangat perhatian pada keluarga. Mama, seperti biasa, selalu ceria, optimis dalam hidup dan masih hobi jalan-jalan walaupun terkadang pegal kakinya.
Om Bandung, Cici dan Koh
Saya juga tidak punya nomer contact mereka. Semoga Om Bandung sehat dari kanker ususnya, Cici sembuh dari tumor di payudaranya dan Koh semakin sabar mendampingi istrinya yang sakit kanker selama 7 tahun ini.
Papa dan Mama
The best parents in law. Papa, walaupun sudah hampir 79 tahun, masih sehat. Masih hobi bekerja, beli buku-buku berbau tekhnik dan masih sangat perhatian pada keluarga. Mama, seperti biasa, selalu ceria, optimis dalam hidup dan masih hobi jalan-jalan walaupun terkadang pegal kakinya.
Alaska 2011
Papi dan Mami
Papi dan Mami
Papi dan Mami masih tetap stay di Bandung, tetap tinggal di rumah tempat kelahiran saya. Papi dan Mami sehari-hari beraktivitas di lingkungan gereja dan arisan. Papi masih suka dengar lagu-lagu jaman dahulu seperti Elvis Presley. Sifat beliau ceria dan suka bercerita. Mami masih suka melow. (Sekarang saya semakin yakin sifat saya gabungan dari mereka berdua)


Belanda 2012
Ci Prissy dan Lany
Ci Prissy masih sibuk berkutat dengan tiga jagoannya di Bogor. Sehari-hari kesibukannya adalah mengurus book rental, bikin kue, merawat anak dan sibuk dari satu rapat ke rapat lainnya di gereja. Heran deh, hobi banget rapat dari dulu :D. Cici belum baca blog ini semua, baru bagian depan karena koneksi internet di daerahnya kurang bagus.
Lany sehari-hari bekerja di Bandung dan mengurus kedua anak perempuannya yang cantik-cantik dan susah makan. Persis seperti maminya waktu kecil. Heran, makan aja susah. Lany paling nggak sabar menunggu blog ini, hampir setiap hari dia BBM saya dan bilang mau nangis atau sudah nangis saat membaca blog ini.
I love you my sisters...
Ko Alva, Cing, Currie, Michel-Ruby, Christina, Ko Jhonson - Ci Ribkah
Garden by the Bay - Juni 2013
Akhirnya saya kembali kesini. Hari ini semua berwarna cerah dimataku
Jane dan Lucia (In alphabetical order again)
Akhirnya saya kembali kesini. Hari ini semua berwarna cerah dimataku
Jane dan Lucia (In alphabetical order again)
Tidak ada yang berubah dari mereka berdua. Jane masih sibuk dengan ketiga anaknya dan segala perabot kebersihan rumah. Jane ibu rumah tangga yang baik, dia sangat telaten mengurus anak, memasak dan mengurus rumah. Walau bala bantuan (asisten rumah tangga) banyak, dia tidak pernah lepas tangan. Penampilan masih langsing, trendy dan cantik.
Lain Jane, lain Lucia. Lucia yang cantik masih tetap kalem, fashionable, dan tetap available 24 hours. Hatinya sangat lembut, gampang menangis dan penolong. Saya ingat pada saat papa Jane meninggal, Lucia yang menangis tersedu-sedu sedangkan Jane diam dengan tegar. Jane sempat berkomentar saat itu, kalau ada teman papanya yang datang melayat, pasti Lucia yang disangka anak beliau.
@ kedai kopi yang hampir berumur satu abad
Helena
Kalau tahun lalu, dia yang teriak-teriak supaya group De Elite berdoa tiap jam 10 malam sampai menyuruh teman-teman untuk menidurkan anaknya atau menyusui anaknya terlebih dahulu. Maka tahun ini, Helen yang akan menyusui anaknya. Helen sedang hamil anak ketiga. Kehamilan yang tak disangka-sangkanya. Congrats Helen...don't worry to much, masih kece abis koq.
Pastur Darman, Romo Yoseph dan Ooh Vera
RD Andreas Sudarman
Adik papiku, Fransisca Vera Hardja
Prof. Dr. Philip Eng dan Dr. Wim Lambey
Beliau-beliau masih berpraktek dengan lokasi sama seperti tahun lalu. Prof di Mount Elizabeth lanti 14-14 dan Dr. Wim Lambey di RS Graha Kedoya dan apotek Trisakti-Grogol.
Aming dan Herry
Mey, Ardhie dan Rieka
Sejak peristiwa pengembalian Samsung di Taman Anggrek, kami tidak pernah berhubungan lagi.
Samsung
Samsung lama yang sempat hilang, masih saya gunakan hingga sekarang untuk menulis bab penutup ini. Saya sudah berjanji akan menjaganya sampai kapan juga, tidak akan tertinggal lagi
Samsung Tab 3-7" yang baru saya beli, saya jual pada Lany dan covernya saya berikan gratis. Komentarnya di Facebook yang mengatakan bahwa saya memaksanya membeli adalah tidak benar. Saya hanya menyarankan agar dia membeli Samsung ini dengan harga yang saya beli dan dapat cover gratis. Lany beli karena dia mau main games. Sayangnya, game yang dia suka (entah apa namanya), tidak ada atau tidak bisa di download di Play Store.
Pak Hansip
Kadang kalau saya tidur larut, saya masih mendengar pukulannya pada tiang listrik.
Pinky
Sekarang Pinky sudah tidak sendirian lagi. Bertrand membeli anak anjing jenis Yorkshire pada Juni 2013. Namanya Astor karena berwarna hitam dan coklat seperti kue Astor.
Rosiana Susanta
Pada bulan September 2013, saya bergabung menjadi murid di Kingdom Community Centre (KCC) di bawah pimpinan Magdalene Kawotjo. Saya diajak bergabung oleh Bu Ata, Sonya dan Deasy. Bu Ata menjabat sebagai international training director dan Sonya merupakan facilitator KCC Palu.
Pada awalnya saya bergabung dengan KCC karena merasa tidak enak hati menolak ajakan beliau-beliau itu. Akhirnya, karena iseng, ya sudah deh saya coba aja. Setiap Sabtu wajib menghadiri permuridan di Sentul. Jauhnya, ya Tuhan. Dibutuhkan waktu sejam untuk berangkat dan 2 jam perjalanan pulang. Namun setelah melewati pertemuan ketiga, pergi permuridan tidak dirasakan sebagai kewajiban lagi. Tapi seakan ada rasa haus ingin ke sana. Seperti mendapat santapan rohani yang bila saya abaikan, ada rasa kosong dalam diri saya.
Di KCC saya harus tunduk dan taat sebagai murid. Harus terus menerus menyangkal diri dan memikul salib. Roh-roh sombong, iri hati, dendam, penggosip, kepo dan sebagainya harus terus menerus dikerat agar berbuah menjadi roh rendah hati, pengampun, murah hati dll.
Sulitnya jangan ditanya. Hingga detik ini pun saya masih jauh dari sempurna. Tapi saya akan terus berusaha sampai mencapai garis akhir dengan sempurna.
"Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan : aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang ada dihadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus ( Filipi 3 : 13-14 ) "
sehingga pada suatu saat nanti, ketika Tuhan memanggilku, saya bisa berkata sesuai dengan firman :
sehingga pada suatu saat nanti, ketika Tuhan memanggilku, saya bisa berkata sesuai dengan firman :
" Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. ( 2 Timotius 4:7 ) "
Tamat