Hari 4 : 31 Maret 2013
Akhirnya pada pukul empat subuh saya terbangun karena suara batuk-batuk yang berasal dari kamar mandi. Saya langsung bisa menebak bahwa Bertrand pasti sedang berusaha batuk untuk menampung dahak. Namun perasaan saya mengatakan bahwa dahaknya pasti belum berhasil dikeluarkan. Dan memang benar. Tak lama kemudian Bertrand keluar dari kamar mandi dan mengatakan bahwa ia hanya bisa mendapatkan sedikit dahak walau sudah berusaha keras. Akhirnya kami pun mencoba untuk kembali tidur.
Saya bangun pada pukul enam pagi dan langsung berangkat untuk mengantarkan tabung isi dahak ke laboratorium rumah sakit. Setibanya di sana keadaan masih sepi dan gelap. Saya mengetuk pintu laboratorium namun sepertinya belum ada orang. Namun, tak lama kemudian pintu pun dibuka oleh seorang pria. Saya pun langsung memberikan tabung berisi dahak padanya.
"Sedikit amat, Bu. Ini sih nggak cukup untuk pemeriksaan.” Begitu protesnya saat menerima tabung dahak milik Bertrand.
Wah, jadi harus gimana? Tapi, ya sudahlah, pikir saya, toh besok pagi mau ke dokter Wim. Lebih baik saya tanyakan langsung pada beliau.
Saat di perjalanan pulang, saya pun menelepon mama. Saya menceritakan semuanya. Mama pun berkata, “Kamu ini harus percaya. Wong Bertrand masih muda, pokoknya kita berobat saja sampai tuntas. Kalau soal biaya, kamu sama Bertrand tidak usah kuatir. Nanti mama bantu semua.” Mendengar kata-kata beliau sungguh perasaan saya menjadi lega. Puji Tuhan, satu beban saya terangkat.
Setibanya di rumah, kami semua bersiap-siap ke Gereja untuk misa Paskah. Kami misa di Gereja St. Andreas. Di sepanjang misa saya sudah tidak sabar ingin duduk bersimpuh dan berdoa pribadi di depan patung Bunda Maria dan kanak-kanak Yesus. Saya ingin berdoa untuk kesembuhan total bagi Bertrand. Saya ingin minta umur panjang baginya dan saya juga meminta kekuatan untuk mendampingi Bertrand. (Saat menulis ini, saya baru sadar betapa egoisnya saya. Saya hanya bisa meminta, meminta, dan meminta pada Tuhan. Namun apakah selama ini saya mau mendengar permintaan Tuhan? Apakah saya tau dan sadar apa yang Tuhan inginkan dari saya?)
Seusai misa, kami pun mengunjungi rumah mertua. Di sana saya meminta ijin untuk beristirahat di kamar tamu. Saya berbohong pada semua orang dan mengatakan bahwa saya ngantuk berat. Padahal di dalam kamar saya sibuk googling sana-sini mencari lagi gejala kanker. Saya pun berusaha membanding-bandingkan gejala yang dialami Bertrand dengan temuan di google. Saya juga googling pengobatan kanker paru paling muktahir beserta rumah sakit se-Jakarta yang paling beken dalam hal mendeteksi kanker paru.
Mr. Google mengatakan, untuk mendeteksi kanker paling akurat saat ini adalah dengan PET/CT-Scan. PET Scan akan mendeteksi aktivitas metabolik dari sel-sel tubuh kita, dapat memberikan gambaran tepat lokasi sel-sel tubuh yang mengalami perubahan atau perkembangan tidak normal serta membantu penemuan diagnosis dan derajat beratnya penyakit dan sel-sel kanker yang aktif mempunyai aktivitas metabolik berlebihan. Di Jakarta hanya ada 2 rumah sakit yang menyediakan fasilitas PET Scan yaitu RS Gading Pluit dan RS Siloam MRCCC.
Saya langsung menghubungi RS Gading Pluit untuk mendapatkan informasi. Menurut operator, bagian PET Scan tutup pada hari Minggu dan apabila ingin melakukan PET Scan harus ada rujukan dari dokter. Antrian untuk PET Scan di sana pun agak padat, biasanya harus buat janji kira-kira seminggu hingga dua minggu sebelumnya. Saya juga menelepon RS Siloam MRCCC, di sana operator pun mengatakan bagian PET Scan tutup dan saya diminta telepon besok ( hari Senin ) pada pukul delapan pagi.
Kuhabiskan sisa hari Minggu ini dengan hati yang gelisah dan pikiran yang bercabang. Ingin rasanya cepat-cepat pulang dan diam sendirian di kamar. Tak sabar ingin kuberdoa pribadi, doa Novena 3x Salam Maria dan doa mujijat. Begitu kuat kerinduanku untuk bercakap-cakap dengan Tuhan dan ingin sekali menangis pada Bunda Maria.
Seperti malam-malam sebelumnya, saya tidak bisa tidur. Sebentar-bentar melihat keadaan Bertrand apalagi dari tenggorokannya terdengar seperti gumaman-gumaman. Pak hansip hari ini rajin sekali memukul tiang listrik sampai 3 kali.
Seperti malam-malam sebelumnya, saya tidak bisa tidur. Sebentar-bentar melihat keadaan Bertrand apalagi dari tenggorokannya terdengar seperti gumaman-gumaman. Pak hansip hari ini rajin sekali memukul tiang listrik sampai 3 kali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar