Hari ini saya terbangun dengan tekad kuat. Tekad tidak mau masuk kantor karena badan ngilu semua, sepertinya gejala flu. Saya mau istirahat sepanjang hari ini sebelum sore nanti ikut misa Kamis Putih. Untungnya waktu kerja saya fleksibel. Nggak ngantor juga nggak masalah. Saya masih bisa menghubungi klien-klien melalui telepon atau email. Jadinya, sepanjang siang saya lalui hanya tidur-tiduran di kamar sambil men-follow up klien, main internet, nonton TV, dan tertidur lelap sehabis minum obat flu.
Sekitar
pukul tiga sore saya terbangun karena ponsel CDMA saya berbunyi. Wah, rupanya
saya men-silent mode BB namun
melupakan ponsel CDMA saya. Aming -
partner kerja saya menelepon untuk membicarakan urusan kantor. Selama kami
mengobrol, saya lihat lampu merah di BB berkedap-kedip. Ternyata ada incoming call dari kantor. Akhirnya saya sudahi percakapan dengan Aming dan menerima panggilan itu.
Ternyata
Mey
yang menelepon. Dia mendapat kabar dari kantor notaris
bahwa ada proses jual beli dan akad kredit pada pukul tiga sore ini. Padahal
perjanjian akad kredit seharusnya hari Senin, 1 April 2013. Menurut
orang dari
kantor notaris, pembeli ngotot datang untuk akad kredit hari ini juga
karena hari Senin, pembeli mau keluar kota. Pihak notaris meminta pihak
penjual dan wakil dari
kantor kami segera datang.
Singkat
kata, kami tergopoh-gopoh menghubungi penjual untuk datang ke kantor notaris di
daerah Meruya. Saya segera ganti baju ( untung sudah mandi ), menjemput Mey di kantor, kemudian
berangkat bersama-sama ke kantor notaris. Waktu itu sudah menunjukkan hampir
pukul empat sore dan kantor notaris menyanggupi untuk menunggu pihak penjual dan
kami untuk hadir.
Sayangnya, mungkin karena besoknya long weekend, di mana-mana macet sekali. Kami masih terjebak di
jalan Lapangan Bola ( sekitar jalan Panjang ) sampai sekitar pukul setengah
enam sore. Hingga akhirnya Pihak Pemilik menelepon untuk memberitahu bahwa
transaksi sudah selesai. Kami tidak usah menyusul ke sana karena mereka semua
sudah hendak pulang. Perasaan tidak
enak melanda saya dan Mey. Rasanya pekerjaan kami belum tuntas walapun hal ini
terjadi karena jadwal yang tiba-tiba berubah. Akhirnya saya putar arah menuju Apt. Medit untuk
mengantar Mey pulang.
Hari
sudah gelap setibanya di Apartemen. Pusing dan lemas pun makin terasa. Saya pun
memarkirkan mobil dan turun untuk makan supaya ada tenaga. Seusai makan, Mey
bertanya, " Ci, mau misa Kamis
Putih tidak? Ada lho di dekat kolam renang tower Kenanga. Misa jam setengah
delapan."
“Nggak
deh...nggak sanggup. Keleyengan nih, " jawabku.
Mei berkata, " Ok deh, saya ke tower K dulu ya, Ci. Suami saya udah nunggu disana.". Saya pun mengiyakan dan kami saling ber-bye-bye ria.
Mei berkata, " Ok deh, saya ke tower K dulu ya, Ci. Suami saya udah nunggu disana.". Saya pun mengiyakan dan kami saling ber-bye-bye ria.
Saya
berjalan ke arah parkir mobil di basement
sambil komat-kamit dalam hati, Tuhan, saya lemes nih...capek pula, macet tadi
di jalan. Saya nggak mau misa Kamis Putih ah... Nggak apa, ya? Acaranya masih sama kan kayak tahun-tahun lalu. Tapi kalau Tuhan
kira-kira maunya saya misa, biarlah kaki saya belok ke tower K.
Eh,
tiba-tiba saja kaki saya seperti ada yang membelokan arah kiri. Posisi saya
memang tepat berada di persimpangan. Arah ke kanan menuju basement parkir sedangkan arah ke kiri menuju ke Apt. Medit 2 tempat
tower K berada. Oh, Tuhan maunya saya hadir. Baiklah, Bos, terjadilah menurut
kehendakMu.
Di
tempat misa sudah berkumpul banyak orang. Udara panas sekali, sehingga buku
misa kupakai untuk kipas-kipas agar sedikit ada angin sejuk. AC yang ada tidak
sebanding dengan jumlah umat yang datang. Untung sekali di lift lobi bertemu
dengan Mey dan suaminya, sehingga saya punya teman. Lumayanlah, daripada bengong
sendirian menunggu misa dimulai.
Sambil
menunggu misa, saya pun ber-BBM ria dengan Bertrand. Dia tidak bisa ikut misa
karena badannya meriang. Ia mengeluh matanya terasa pedas. Ia sebenarnya sudah
mulai batuk sejak kurang lebih tiga minggu yang lalu dan tidak kunjung sembuh. Bertrand
juga berkata bahwa dia langsung menuju RS Puri Indah dari kantor dan sekarang
sedang menunggu dokter. Di tengah misa, Bertrand menulis pesan BBM bahwa
dia harus menjalani test darah. Saya bilang okay, semoga hasilnya semua bagus
dan saya akan pulang sebelum pukul sebelas malam seusai misa. ( Btw, saya nggak pernah pegang BB selama misa kecuali sekarang. Ini force major namanya. Bertrand lagi di dokter dan sebagai istri yang baik, saya harus memantau kesehatannya )
Dalam
perjalanan
pulang, saya telepon Bertrand untuk menanyakan hasil
laboratorium. Namun Bertrand bilang dia sudah di rumah dan nggak mau
menunggu hasil test yang baru akan keluar pukul sebelas. Ia memutuskan
untuk menunggu kabar dari
dokter saja. Dokter sudah berjanji akan menelepon bila ada sesuatu yang
buruk. Dan
kini, Bertrand hanya diberi obat batuk pilek dan penurun demam.
Karena
penasaran, saya menelepon laboratorium RS Puri Indah untuk menanyakan hasil lab
Bertrand. Menurut orang laboratorium, hasilnya tidak ada yang buruk. Hb
(haemoglobin) saja yang lebih rendah dari rujukan (hasil Bertrand 12 sedangkan
nilai rujukan 14). Ah, saya pun merasa lega karena menurut saya selisihnya tidak
begitu jauh dan tidak ada yang harus dikhawatirkan.
Setibanya
di rumah, Bertrand sudah bersiap-siap mau
tidur. Saya pun segera mandi, cuci muka, gosok gigi, pakai piama, minum obat
flu, dan menyusulnya tidur.
Keterangan gambar:
1. Jalan tembus Apartemen Mediterania Garden Residences 1 dan 2.
Keterangan gambar:
1. Jalan tembus Apartemen Mediterania Garden Residences 1 dan 2.
2. Rosi dan Mey
3. Salib Suci - Kamis Putih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar